Senin, 05 Januari 2009

RATUSAN PRAMUKA DI TEGAL DEMO



Terik kota Tegal yang sudah 3 hari tak diguyur hujan tidak menurunkan langkah ratusan anggota Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kota Tegal untuk ngruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD). Dengan atribut lengkap seragam coklat dan merah putih mengikat lehernya, ratusan anggota pramuka yang terdiri dari perwakilan sejumlah Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Kota Tegal mereka long mart mendatangi kantor DPRD
“Ini sebagai pendidikan politik bagi generasi muda untuk mengugat komentar pimpinan dewan” kata Abdul Kadir, salah seorang Pimpinan Kwarcab Pramuka Kota Tegal.

Menurut dia, aksi ngruduk kantor dewan tersebut sebagai protes atas tak disetujui pembangunan arena Bumi Perkemahan di Kota Tegal, selain itu, para demntran juga minta klarifikasi komentar miring salah seorang pimpinan dewan, yakni Edi Suripno Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota Tegal di media masa beberapa hari yang lalu.

“Kami tak terima kalau usulan pembangunan Bumi Perkemahan tidak memiliki asas manfaat” kata Kodir menjelaskan.

Kodir menjelaskan, komentar Edi Suripno tersebut dinilai sebagai pelecehan terhadap institusi Pramuka yang selama ini mendidik generasi muda kreatif. Ia juga meyayangkan kepada anggota DPRD yang tidak pernah menyetujui pembangunan bumi perkemahan yang diajukan sejak tahun 2005 lalu.

Aksi yang diawali dari sanggar pramuka di jalan Hang tuah Kota Tegal tersebut akhirnya ditemui oleh pimpinan dewan yang menghadirkan ketua komisi A dan Wakil Ketua Dewan Edi Suripno.
Halnya saat koordinasi dalam kegiatan kepramukaan, para demontran selalu mengawai dialog dengan salam pramuka, termasuk sapaan kakak terhadap sejumlah anggota dewan. Suasana justru cair penuh tawa oleh komando tepukan pramuka yang kadang dilakukan tidak kompak.
Kepada demontran, Ketua Komisi A DRRD Kota Tegal, Firdaus Muhtadi, menyatakan pihaknya sebenarnya telah menyetujui usulan pembangunan Bumi Perkemahan yang hendak dibangun di pesisir pantai kota pada tahun 2009 ini. Namun, karena eksekutive tidak ada yang bertangung jawab melaksanakan proyek, akhirnya dihapus dari draf APBD 2009. ”Kami sudah menyepakati, pembangunan Bumi Perkemahan senilai 2,5 miliar tersebut, tapi eksekutiv tidak ada yang mau bertanggung jawab” katanya.

Sementara itu, Edi Suripno yang diminta untuk meminta maaf dan klarifikasi atas komentarnya yang dianggap melecehkan intitusi pramuka mengaku, komentarnya tersebut didasarkan pada poin dasar penggunaan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diseharusnya digunakan untuk pengembangan ekonomi. ”APBD 2009 kan diprioritaskan untuk pembanguna ekonomi” kata Edi menjelaskan.

Selain hal tersebut, ia melihat pembangunan Bumi Perkemahan dikhawatirkan menimbulkan persoalan baru di perkmpungan sekitar lokasi pembangunan. “Hasil survey terhadap warga akan menimbulkan banjir dan rob” katanya.

Ia juga menjelaskan selama ini pembangunan di kota Tegal banyak yang tidak memiliki nilai manfaat. Ia memberikan contoh, pembangunan Pusat Promosi Informasi Bisnis (PPIB) hingga saat ini tidak terpakai dan cenderung muspro.

Tidak ada komentar: